144 SKS
Akhirnya… selesai juga 144 SKS, selesai sudah perjuangan selama lebih kurang 4 tahun. Rasanya? Campur aduk antara senang, sedih, terharu, dll. Nggak nyangka bisa sampai ke titik ini.
Mari ku elaborate..
Disclaimer: Seperti biasa gue gak akan menggunakan bahasa baku supaya gue merasa luwes dan kalian yang baca pun merasa santai.
Kilas Balik
Sedikit liat ke belakang, gue ga bilang perjalanan gue untuk kuliah itu gampang ataupun susah, tapi cukup menantang. Gue sadar diri kalo gue orang yang generalis seperti ada quotes yang bilang, “Jack of all trades, master of none.” Seperti itulah gue menggambarkan diri gue sendiri.
Waktu SMP, gue suka banget sama fisika terutama tentang listrik sampe bilang ke orang tua mau masuk teknik elektro atau teknik mekatronika. Tapi beranjak SMA, gue merasa ga yakin dengan pilihan itu. SMA gue bingung mau kemana, sampe akhirnya gue memutuskan mau masuk mass communication. Tentu saja batal. Bahkan akhirnya gue sempat gap year dan ga langsung kuliah, jadi kerja dulu 2 tahun.
Gue juga pernah mau masuk jurusan psikologi dan udah keterima di salah satu universitas swasta di Semanggi (clue: almamater oren). Tapi, karena satu dan lain hal ga jadi masuk situ dan mencari universitas lain. Singkat cerita, berlabuhlah di jurusan pariwisata di salah satu universitas di Gading Serpong, Tangerang.
Gue pernah ada di posisi bener-bener galau dengan masa depan karena gue ga tau apa yang sebenarnya mau gue kejar. Secara, gue tertarik sama banyak hal. Tapi tenang, sekarang sudah lulus dan menyandang gelar S.Par :)
Sudah Sarjana
Gue ga nyangka banget bisa ada di titik ini, di mana nama gue bertambah panjang karena sebuah gelar. Bukan bullshit, tapi gue berani bilang gue sangat menikmati 4 tahun terakhir gue ini di kampus. Gak pernah sekalipun gue merasa salah masuk jurusan, bahkan justru sangat bersyukur. Gue lakukan semuanya dengan senang hati (walau kadang tetap aja kesel kalo ada tugas numpuk), termasuk ketika magang di hotel. Harus gue akui, semester terakhir lumayan berat karena harus menyelesaikan skripsi sambil magang dan ini bener-bener menguras tenaga dan butuh niat yang besar untuk melakukannya — terutama mengerjakan skripsi. Termasuk perintilan administrasi dan keperluan lainnya supaya bisa yudisium yang bejibun. Tapi, kelar juga anyway.
Di satu sisi gue sangat lega karena akhirnya selesai. Tapi, di sisi lain sebenarnya muncul juga pertanyaan di otak.
“Habis ini, gue mau ngapain?”
Sekarang udah ga ada lagi kewajiban yang harus gue penuhi — selain kerja. Ga ada lagi sesuatu yang menuntun atau mengatur hidup gue dan arahnya. Tugas gue udah selesai di kampus dan gue bukan lagi mahasiswa. Kalo buat gue, gue lebih ngerasa kayak “I’m on my own now”. Mulai muncul pertanyaan-pertanyaan semacam, “Habis ini gue mau kemana?” “Gue mau ngapain?” “Mau kemana arah hidup gue?” “Apa yang mau gue kejar?”.
Secara natural memang gue bukan orang yang happy-go-lucky. Gue juga sadar betul kalo dunia ini menawarkan banyak pilihan yang bisa gue ambil. Tapi justru karena banyaknya pilihan, gue justru jadi bingung. Ketika teman-teman merasa sangat lega karena urusan perkuliahan udah selesai, gue lega juga. Tapi sepersekian detik kemudian muncul perasaan yang ga bisa dijelaskan. Ga panik, ga sedih, ga overthinking. Tapi perasaan yang buat gue diam bengong dan mikir langkah selanjutnya harus apa dan kemana. Kayak ada sesuatu yang kurang dan hilang.
Gue sangat mem-value masa-masa perkuliahan gue, karena gue ngerasa saat itu hari-hari seakan berwarna dan hidup yang dinamis. Seriusan. Dan gue memang melakukannya atas kemauan sendiri dan bukan paksaan. Gue menikmati juga.
Ya, sudahlah…
Gue tetap percaya bahwa konsep “kita ga perlu tau besok atau lusa akan gimana. ga perlu tau sekarang langkah berikutnya akan seperti apa. yang penting tetap dijalani.” berlaku.
Jadi, gue tetap akan menjalani apa yang ada di hidup gue sekarang. Paham kok, kalo terlalu fokus sama yang belum terjadi atau fokus ke hal di depan kita justru bisa kehilangan hal-hal yang ada sekarang. Jadi, ya begitulah.
Gue hanya mau welcoming diri gue, selamat datang kembali di era “Kok hidup gue gini-gini aja, ya?” 😂 masa-masa yang udah pernah terjadi 5 tahun lalu yang mengantarkan gue pada keputusan untuk kembali kuliah.
Sekian.
PS: eh tau-tau plot twist, terulang persis dan tau-tau apply S2 HAHA